Satu tahun setelah debut di DC Extended Universe (DCEU) lewat Batman v Superman: Dawn of Justice (2016), Wonder Woman akhirnya mendapatkan film solonya pada 2017. Film tersebut menceritakan kisah asal-usulnya Diana Prince dalam menemukan tujuan hidupnya untuk menolong dunia yang kacau. Walau debut di DCEU pada era masa kini, film Wonder Woman malah berlatar waktu pada era Perang Dunia I.
Saat dirilis, Wonder Woman sukses besar dengan pendapatan 824 juta dolar (sekitar Rp13,2 triliun), bahkan sempat menjadi film superhero perempuan solo terlaris sebelum posisi tersebut diambil alih oleh Captain Marvel (2019). Film ini mendapatkan banyak pujian dengan skor 93% di Rotten Tomatoes. Enggak heran Warner Bros. dan sutradara Patty Jenkins percaya diri menggarap sekuelnya yang diberi judul Wonder Woman 1984 (2020).
Aktor Wonder Woman 1984 ungkap alasan kenapa filmnya dibenci
Sayangnya, kesuksesan film pertama Wonder Woman tidak terulang di sekuelnya. Pendapatan Box Office Wonder Woman 1984 terbilang kecil karena film ini dirilis saat masih banyak bioskop ditutup karena pandemi. Selain itu, filmnya juga dikritik habis-habisan dengan skor 58% di Rotten Tomatoes. Hampir empat tahun setelah perilisannya, pemeran Steve Trevor, yaitu Chris Pine, punya pendapat sendiri tentang alasan kenapa Wonder Woman 1984 begitu dibenci.
Lewat wawancaranya dengan Entertainment Weekly, Pine berkata, “Saya pikir betapa hebatnya ada film superhero yang tidak ada hubungannya dengan kehancuran New York. Sepertinya banyak orang suka menceritakan kisah balas dendam, tetapi Patty Jenkins (sutradara seri film Wonder Woman) memilih menceritakan tentang pengampunan dan kasih sayang. Menurut saya, orang-orang mengecam film tersebut karena tidak ada adegan bunuh-bunuhan yang sesuai dengan keinginan mereka.”
Buat yang sudah menonton Wonder Woman 1984, kamu pastinya tahu bagaimana Diana Prince mengalahkan Cheetah dan Max Lord menggunakan kekuatan mengampuni, tanpa ada yang terbunuh. Bagi Chris Pine, itulah alasan mengapa filmnya begitu dibenci banyak orang. Apakah kamu setuju dengan pendapatnya Pine? Jangan lupa ikuti terus KINCIR buat dapatin berbagai informasi seputar film lainnya, ya!